Monday, December 1, 2014

Jangan mau sekedar mencapai IMPIAN !

Menjadi percaya benar dengan hukum "The Power of Kepepet"nya Om Jaya Setiabudi. Ya, adakalanya keterpaksaanlah yang menstimulus otak kita untuk bekerja semaksimal mungkin, yang pada endingnya hanya mampu bertengger dan melihat hasilnya menjadi tak percaya, bahwa ada kemampuan diluar batas yang kita tahu.

Selembar tulisan sebagai pahatan perenungan malam saya, setelah mendapat kabar bahwa "esoknya" adalah pengumpulan terakhir persyaratan untuk menjadi salah satu peserta YLC (Youth Leadership Camp) BEM UMM 2014, yang alhamdulillah saya berkesmpatan menjadi bagian darinya. 

 Staff Muda dan Staff Ahli BEM UMM 2014
Semoga bermanfaat, Happy reading guys :)



Revisi tentang Korelasi antara Manusia dan Impiannya

“Jangan mau sekedar MENGEJAR IMPIAN !”

Selama ini impian adalah object yang dianggap sebagai sesuatu yang statis dan pasif. Sedangkan manusia dipandang sebagai sesuatu yang dinamik dan aktif. Dan untuk mempertemukan keduanya adalah hanya dengan mengkataliskan yang dinamik dan aktif untuk bergerak menuju yang statis dan pasif.

            Itulah konsep dasar yang selama ini kita pahami untuk mencapai dan mendapatkan sebuah impian. Saat kita manusia yang memiliki ruh yang bersifat dinamik dan aktif harus bergerak melangkah dan berlari untuk mengejar impian yang bersifat statis dan pasif tersebut. Konsep impian yang jika kita telaah lebih dalam lagi hanya memiliki keefektifitasan dan keefisiensian yang sangat minim. Sebab, bagaimana mungkin percepatan impian itu ada ketika yang bergerak aktif hanya pada satu sisi sedangkan sisi yang lain hanya bersifat pasif dan aktif.

            So, sudah saatnya kita keluar dari konsep klise yang hanya akan membuat kita sebagai manusia semakin merasa lelah dalam mengejar impian. Sudah saatnya kita memandang impian bukan lagi sebagai suatu object yang statis dan pasif, melainkan kita harus menciptakan ruh dalam setiap impian kita agar Ia juga bersifat dinamik dan aktif. Sudah kebayangkan gimana maksudnya ? Ya, dengan menciptakan ruh terhadap impian kita maka yang terjadi adalah pergerakan diantara dua sisi yang memiliki keterikatan yang begitu kuat dan hubungan saling mempengaruhi satu sama lain untuk bertemu pada satu titik ditengah dalam bentangan jarak dianatar keduanya.

            Dilain sisi, ketrtarikan, kedinamikan dan keaktifan manusia untuk mengejar sebuah impian itu disebabkan oleh adanya magnet dari sisi impian. Sedangkan manusia dianggap sebagai benda magnetic saja. Nah, magnet dalam diri manusia itu bisa diciptakan melalui pemantasan diri. Dimana impian yang kita anggap memiliki ruh dan bersifat dinamik dan aktif ini juga akan menjadi benda magnetis yang akan tertarik dan juga akan berlari dan mengejar manusia karena adanya magnet yang diciptakan oleh manusia melalui pemantasan diri yang kita ciptakan tersebut.

            Konsep revisi tentang korelasi manusia dengan impiannya inilah yang ingin saya implementasikan perlahan dalam diri saya sekarang. Hal itulah yang menjadi alasan dasar saya hingga akhirnya memutuskan untuk turut serta menjadi bagian dari YLC BEM UMM 2014.

            Menyoal tentang impian, saya memiliki impian yang cukup luas namun simple, yakni menebar kebermaknaan dan kebermanfaatan kepada yang lain. Yang didalamnya memiliki banyak sub impian yang bercabang yang salah satu dianatarnya adalah menjadi bagian dari “KABINET 2035”.

 Bagi saya, kampus adalah miniatur terkecil bagi sebah negara. Dan karena itulah hari ini dan tempat ini adalah langkah awal dan terkecil yang harus saya ambil sebagai usaha untuk melanjutkan karir berorganisasi sebagai salah satu bentuk pemantasan diri  untuk menciptakan magnet dalam diri agar impian saya juga akan bergerak secara dinamik dan aktif kepada sata secara berhadapan dan seimbang, sehingga antara saya dan impian akan berteny secara lebih cepat pada satu titik di tengah dalam keseimbangannya, bukan pada satu sisi saja. 


“Bukan lagi sekedar mengenjar impian, Tapi menciptakan MAGNET untuk impian” 
PUTRI INTIFADA

Malang, 9 November 2014
 


0 comments:

Post a Comment