Friday, November 21, 2014

Sebuah Hipotesa tentang saudara si Pangeran Surga


"Jatuh cinta, berjuta rasanya" Begitulah kata Eyang Titiek Puspa

Yaha, benarkah demikian ? Aku yakin diotak kalian sekarang pasti lagi melayang-layang muncul makhluk yang membuat kalian merasa demikian. Yang senyum tadanya bener. *yang nulis jadi pengen ikutan senyum, nih -ups* 

Tenang aja, jatuh cinta itu adalah fitrah yang Allah anugerahkan kepada kita setiap insan manusia. So, nikmati saja setiap desir dan selirnya. Jangan disalahkan apalagi di- sok enggak diakui kehadirannya. Enggak ada yang salah kok dengan cinta. Setuju kan ? Eits, tapi tetep hati-hati ya kalo lagi jatuh cinta. hehee

Bagi saya, jatuh cinta adalah hal yang cukup fundamental dalam hidup. Terlebih jatuh cinta kepada sang Maha Pemilik Cinta, meskipun disamping itu kita juga memiliki hak sekaligus kewajiban untuk jatuh cinta kepada makhlukNya Allah. Khususnya makhluk yang bakal jadi partner hidup kita. Yapyap, siapa lagi kalau bukan si Pangeran Surga yang bakal jadi partner sejati, si pembakar kayu semangat untuk menuntaskan setiap goal dari project kehidupan, yakni menuai setiap impian dan visi dunia akhirat kita.*jadi pengen cepet nikah* 

Nah, cuman sekarang pertanyaannya : Apakah mungkin kita jatuh cinta cukup sekali saja dengan dia si Pangeran Surga ? Bukankah mungkin kita juga bisa terjatuh dalam rasa yang demikian dalam perjalanan panjang hidup kita kepada selain dia ? Apakah salah ketika kita pernah mencintai seseorang sebelum mencintai partner hidup kita ? Lah, terus gimana coba ? 

Tenang guys ! 
Tak akan pernah salah kok, ketika kita mencintai orang lain sebelum mencintai partner hidup si pangeran surga kita. Sebab perasaan yang demikian juga merupakan bagian dari sebuah takdir. Ada campur tangan Allah dalam rasa yang demikian. Wallahua'lam..

Lalu, untuk apa Allah menyelipkan rasa yang demikian dalam benak kita, kalau toh pada akhirnya dia bukan jodoh -si Pangeran Surga kita ?

Selalu begitu ya, Allah. Penuh teka-teki :)

Yang jelas, tiada takdir yang tak berselip misi bagi Allah. Tentunya pasti banyak hal yang ingin Allah sampaikan lewat yang demikian. Salah satunya mungkin semua itu merupakan bentuk ujian bagi kita, bagaimanakah kita menyikapai rasa yang demikian itu.  Allah ingin melihat kita, apakah kita akan mendekatkan diri kepadaNya atau justru menjauh dariNya ? Apakah dengan cinta tersebut , membuat kita akan semakin mengingatNya atau justru lupa denganNya ? Allah juga ingin menguji tingkat keimanan dan kecintaan kita denganNya. Apakah cinta kita melebihi cinta kita denganNya ?

Oke, selain itu saya akan mendeklarasikan, bahwa saat ini saya telah percaya kembali dengan statement klise bahwa “mencintai itu adalah motivasi”. Ya, statement yang sering dulunya saya anggap lalu. Tinggal kita melihat saja bagaimana penempatannya. Sebab, tak bisa dipungkiri ketika kita mencintai seseorang, maka akan membuat diri kita memutar otak, bagaimana cara kita agar terlihat sempurna dihadapannya, terlihat lebih baik lagi. Iya kan ? Saya yakin hampir semua akan menyetujui hal ini. Hehe. Jawabnya di dalam hati kalian masing-masing aja ya. Enggak perlu senyum-senyum.

Kalau sudah demikian, berarti jelas kita harus mencintai orang yang lebih dari kita, orang yang lebih baik akhlaknya, lebih baik imannya, lebih baik amalannya, lebih banyak ilmunya, lebih banyak duitnya *eh, keceplosan..hehe* yang jelas, mereka yang kita cintai seharusnya adalah orang yang membuat kita terinspirasi benar dengannya.

Dengan demikian, kita akan terus terpacu untuk menjadi lebih baik atau setidakya kita pantas dengannya. Itulah yang saya maksud mencintai adalah sebuah motivasi.

Percayakan, kalau Allah akan mengirimkan lelaki yang baik utuk wanita yang baik, begitupun sebaliknya ? Nah, maka ketika kita mencitai orang yang lebih  baik, kita harus berusaha untuk menjadi sebaik dia, ibaratnya itulah cara kita untuk mengikatnya. Agar Allah percaya bahwa kita pantas untuk mendampinginya.

Maka itulah jawabannya, orang yang kita cintai  sebelum Pangeran Surga kita adalah orang yang akan membuat diri kita lebih baik lagi. Mereka hadir untuk membuat diri kita semakin sempurna dari hari ke hari. Dan kesemakinan baiknya kita, kesemakinan sempurnanya kita itulah yang menjadi faktor pemantasan diri kita dihadapan Pangeran Surga kita. Nah, dengan semakin pantasnya kita, maka hal tersebut akan berbanding lurus dengan percepatan pertemuan kita dengan jodoh si Pangeran Surga kita. ayoayoooo !

So, jangan mengendapkan perasaan cinta yang datang dalam benak kita. Jagalah Ia, rawatlah Ia dengan Al-Fatihah seusai sholat fardhu kita. Do'akan Ia. Sebab bisa jadi, dengannya kita akan semakin sempurna dan semakin pantas dihadapannya dan dihadapanNya. Jangan memikirkan apa yang kita terima darinya. Tapi, pikirkanlah bagaimana kita bisa semakin pantas untuknya. Dengan demikian kita akan menjadi pribadi yang jauh lebih baik dari hari ke hari. InshaAllah, tanpa mengucapkan dengan jelas, tapi perubahan sikap menjadi yang lebih baik itu adalah sikap yang lebih bijak untuk mencintai.

Namun, jika memang yang terjadi adalah pada akhirnya ternyata dia bukan jodoh kita. Jangan berkecil hati, karena itu menandakan bahwa kita sudah naik level lebih baik dari sebelumnya. Sebab setelah ini, pasti akan ada yang jauh lebih baik dan kita jauh lebih pantas untuk menemui jodoh kita, dan katakan padanya :
"Terimakasih, Anda sudah pernah ada dalam benak saya. Dan karena Anda-lah yang Allah kirim kepada saya , untuk membuat pribadi saya semakin sempurna dan semakin pantas untuk menemui jodoh saya nantinya" 
Dan suatu saat nanti ketika sudah dipertemukan dengan Pangeran Surga kita dengan ikatan yang halal di mata Allah, katakan padanya : 
"Saya tidak punya perasaan negatif apapun kepada siapapun yang ada dalam masa lalu Anda, justru saya seharusnya berterimakasih kepada mereka. Sebab karena merekalah saya bisa menemukan orang yang luar biasa dihadapan saya saat ini, orang yang saya cintai dengan sepenuh hati karena keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah. Sebab, saya percaya ada bagian mereka yang mungkin secara tidak langsung membuat Anda menjadi seperti apa yang saya lihat sekarang, menjadikan saya jatuh cinta benar dengan seorang yang ada dihadapan saya sekarang"

0 comments:

Post a Comment